Friday 1 July 2011

Kisah Airmata Rasulullah S.A.W

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorgng yang berseru mengucapkan salam."Boleh kah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," "kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali Menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata danbertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggentarkan. seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu dikenang."Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisanya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Raulullah menanyakan kenapa jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelimnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"
Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,"kata Jibril.
Tapi ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" 
"Jangan Khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saat Izrail melakukan tugas. perlahan ru h Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Rasulullah betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril Memalingkan muka "jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Jibril.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut  ajal," kata Jibril. 
Sebentar kemudian terdengar Rasullah mengaduh, Kerana sakit yang tidak tertahankan lagi."Ya Allah, dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatii?" - "Umatku, umatku, umatku"Dan, berakhirlah hidup manusia mulai yang memberi sinaran itu kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi.. 
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita...

"Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu diakhirat."

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Hadis Akhir Zaman

Dan pada Abu Hurairah r.a. Katanya: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Umat ku akn ditimpa penyakit-penyaki yang pernah menimpa umat-umat dahulu". Sahabat bertanya, "Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?" Nabi SAW. Menjawab, "Penyakit-penyakit itu ialah terlalu banyak seronok, terlalu mewah, menghimpunkan harta sebanyak mungkin, tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, saling memarahi, hasut menghasut sehingga jadi zalim menzalimi". (Riwayat Hakim)